kamis, 3 July 2008
Di keheningan malam, pikiranku langsung tertuju padamu, ingatan itu kembali melekat. Tanpa terasa sudah 21 hari ia telah meninggalkan dunia ini. Airmata ini pun jatuh tanpa tersadar. Banyak sekali kenangan indah yang kau toreh untukku. Untuk hidupku. Akupun masih sangat ingat dengan jelas sekali saat kau pertama kali menjatuhkan airmatamu yang begitu suci. Air mata yang terjatuh karena tidak terima hatiku telah tersakiti. Ya Allah,,,aku benar-benar menyesal telah menceritakan masalah yang sedang kuhadapi padanya. Seharusnya aku tidak menceritakan itu semua karena hanya akan membuatnya semakin terluka. Aku yakin saat itu hatimu benar-benar terluka. Maafkan aku Allah,,,bukan maksudku untuk melukainya.
Saat mataku memandang wajahmu yang penuh dengan ketenangan dalam kenangan yang masih tersimpan dengan lekat di dalam ingatanku,,,airmata ini jatuh dan tak bisa aku untuk menahannya. Aku tidak ingin menangisi kepergianmu sesuai dengan keinginanmu. Namun,,,,saat ini aku jiwaku benar-benar sedang merindukanmu. Merindukan canda tawamu, merindukan nasihat-nasihat bijakmu, merindukan segala perilakumu. Aku kembali teringat saat aku benar-benar sedang jatuh dan terpuruk dan hampir aku putus asa. Saat itulah kau menjadi motivatorku yang selalu bisa membuatku bangkit kembali. Dan saat kau telah pergi dari kehidupan yang fana ini, aku hampir saja kehilangan seorang motivator dalam hidupku. Namun aku segera sadar, walaupun ragamu kini telah tiada di dunia ini, tapi jiwamu akan selalu ada di dalam hatiku.
eyang,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,aku lagi kangen banget sama eyang,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
|