Rabu, 11 Juni 2008
Pukul 23.00 WIB berita itu tiba di telingaku setengah tak sadar aku masih sulit untuk mempercayainya. Saat itu aku berusaha untuk menenangkan diriku dengan terus mengingatNya. Detik demi detik, menit demi menit dan tanpa terasa jam pun telah berlalu tanpa ada kepastianNya. Hatiku semakin kacau....
Hal itu terus terjadi hingga malam,,,sepanjang hari ini aku kosong,,,pikiranku telah pergi jauh dari ragaku...Sungguh aku tidak sanggup melihatnya,,, aku terus memohon padaNya agar ia memberikan yang terbaik bagi kami semua. Aku berusaha untuk tegar di depan semua orang. Aku menutupi apa yang sedang aku rasakan sendiri. Tapi ternyata bukan aku saja yang melakukan hal itu. Semua...yah,,,mereka semua pun seperti itu. Menutupi kegelisahan, kekacauan dengan tawa renyah yang selalu di pasangkan di wajahnya. Namun pancaran mata itu tidak dapat berdusta. Entah berapa banyak air mata yang tanpa sadar aku keluarkan saat aku menatapnya,, saat aku membisikkan kalimat syahadat padanya,,,saat aku berbicara padanya yang entah apakah ia masih dapat mendengar di sekelilingnya.
Kamis, 12 Juni 2008
Sehari kami menunggu suatu ketidakpastian,,,hingga maghrib pun tiba,,,suasana semakin sepi dan makinlah sepi,,,Masya Allah aku semakin tidak kuat untuk menatapnya. Firasatku semakin kuat,,berulang kali aku mencoba untuk menolak firasat itu,,namun semakin aku tersiksa karena membohongi nurani kusendiri,,Kali ini aku benar-benar tidak dapat membendung air mata yang sudah sekuat tenaga ku tahan agar ia tidak jatuh. Namun ternyata usaha ku itu tidak berhasil,,,airmata ini semakin mengucur deras,,,dan aku tidak bisa mengontrolnya,,,
Pukul 19.15 WIB. Sakratul maut itu tiba,,, seiring adzan Isya berkumandang. Kami sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Kalimat-kalimat yang mengagungkanMu pun kami panjatkan tiada henti,,,tuntunan syahadat pun kami ucapkan untuk membantunya melepaskan nafas terakhirnya. Dan,,,saat itu pun telah tiba,,,,
Saat yang akan dilalui oleh setiap yang bernyawa,,,,,Ia telah menghembuskan nafas terakhirnya,,,Aku tidak dapat menahan ledakan tangisku. Saat itu aku benar-benar rapuh,,,Namun,,,saat kembali kulihat Ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan senyum penuh kebahagiaan,,akupun tersadar,,,tak seharusnya aku menolak kuasaNya,,,itulah yang memang seharusnya terjadi,,,
Kakekku telah meninggal dunia pada usianya yang ke 57. Aku akan melewati ramadhan tahun ini tanpa tawa cerianya, tanpa nasehat-nasehat yang selalu ia berikan padaku hingga aku seperti ini,,,Tidak seharusnya aku menyesali kepergiannya,,,Sungguh aku ikhlas menerima ini Ya Rabb,,,karena pasti Kau akan memberikan segala yang terbaik bagi HambaMu.
Senyummulah yang dapat menguatkan aku,,,,Senyummu yang dapat meredam tangis yang sudah memuncak,,,Ya Rabb,,,Jadikanlah ini semua sebagai pertanda baik bagi Ia dan juga bagi Kami,,,
Ya Rabb, terimalah Ia disisiMu,,,terimalah segala amal baiknya dan ampunilah segala dosa-dosa yang telah Ia perbuat secara sengaja ataupun tidak sengaja.